Sidoarjo - Tim penyelamat menemukan 15 titik korban di bawah reruntuhan bangunan Pondok Pesantren yang runtuh. Dari jumlah tersebut 8 titik dinyatakan zona hitam, sedangkan 7 titik dinyatakan zona merah.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii saat menggelar konferensi pers, Rabu (1/10/2025) siang.
Dari data tim yang selama 2 hari melakukan evakuasi ditemukan ada "Delapan titik korban yang dinyatakan hitam punya arti bahwa delapan korban tidak ada respon komunikasi samasekali dengan tim rescue. Sedangkan sedangkan tujuh titik merah berarti tujuh korban masih bisa berkomunikasi dengan tim rescue," terangnya.
Sementara itu Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letnan Jenderal TNI Suhariyanto mengatakan, saat ini seluruh tim rescue terus berupaya mengevakuasi korban selamat. "Evakuasi dua korban selamat saat ini terus dikebut. Salah satu caranya adalah membuat galian menuju lokasi korban," terangnya.
Hingga Rabu pagi (01/10) Proses evakuasi dua korban selamat mengalami kendala karena gempa pada Selasa (30/9/2025) malam. "Akibat gempa tadi malam, struktur bangunan berubah dan turun sepuluh sentimeter. Sebenarnya galian yang dibuat telah berhasil menjangkau korban, namun saat akan dikeluarkan, ternyata kaki korban tertindih beton akibat gempa tadi malam," imbuhnya.
Ia melanjutkan, golden time untuk penyelamatan para korban adalah tiga hari atau 72 jam. "Waktu tersebut bisa bertambah ketika korban bisa terjangkau bantuan oksigen dan suplai makanan lewat infus. Kita terus berkejaran dengan waktu untuk penyelamatan korban," tutupnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, bangunan 4 lantai Ponpes Al Khoziny, Kecamatan Buduran tersebut runtuh saat ratusan santri sedang melaksanakan salat Azhar berjamaah pada Senin, 29 September 2025. (bank)
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!